monggo diklik linknya ada lagi nih
ni nih lagi nih
yang impor ni
lagi nih
Minggu, 24 April 2011
Jumat, 22 April 2011
jawaban pertanyaan pendaftaran tanah
1. Sebutkan persamaan dan perbedaan sistematik dan sporadik !
Persamaan :
a. Sama – sama cara pelaksanaan pendaftaran tanah pertama kali
b. Bisa menjadi pelaksanaan yang dilakukan secara massal/serentak jika dalam sistem sporadik menggunakan biaya swadaya.
Perbedaan :
SITEMATIK | SPORADIK |
Serentak | Sendiri |
Dibiayai pemerintah | Biaya pribadi |
Lebih cepat mendapat data mengenai bidang – bidang tanah yang akan di daftar | Lebih lama mendapat data mengenai bidang – bidang tanah yang akan di daftar |
Lebih memerlukan waktu yang panjang dalam persiapan dan pelaksanaannya | tidak memerlukan waktu yang panjang dalam persiapan dan pelaksanaannya |
Semua objek pendaftaran tanah didaftarkan | Hanya satu atau beberapa objek pendaftaran tanah didaftarkan |
Dilaksanakan atas permintaan dari pemerintah | Dilaksanakan atas permintaan pihak yang berkepentingan |
2. Pasal – pasal berapa saja yang menunjang pendaftaran tanah ?
- Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
- Vendu Reglement Staatsblad 1908 Nomor 189 juncto Vendu Instructie Staatsblad 1908 Nomor 190;
- Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);
- Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3318);
- Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3632);
- Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3107);
- Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara nomor 3372);
- Pasal (2)">5 ayat (2) Undang-Undang Dasar;
- Pasal 19, Pasal 26 dan Pasal 52 Undang-undang pokok Agraria;
- Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang pendaftaran tanah
- Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah
3. Mengapa diadakan pemeliharaan pendaftaran tanah ?
- Agar administrasinya menjadi tertib
- Agar diketahui kejelasan bidang – bidang tanah milik seseorang
- Untuk kepastian hukum batas tanah
Kamis, 21 April 2011
MONGGO DICOBA LATIHAN BUAT RAB NYA DAN PERENCANAANNYA
BUDAYAKAN KOMEN NGGIH
Pengukuran situasi skala 1:1000 kawasan perumahan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Dunia properti sekarang ini sedang menanjak popularitasnya dikarenakan gaya hidup kaum urban yang sedang merajai indonesia, maka dalam memenuhi kebutuhan kaum urban ini bisnis properti merupakan bisnis yang sekiranya mampu untuk memenuhi salah satu kebutuhan kaum urban ini. Untuk dapat lebih jelas dan detail mengenai perumahan ini dipelukan sesuatu yang dapat menggambarkan keadaan suatu perumahan secara baik.
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya.
Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga sebagai status lambing social (Azwar, 1996; Mukono,2000)
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992).
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan kelu arga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan sehat apabila : (1) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang nyaman, dan kebisingan 45-55 dB.A.; (2) Memenuhi kebutuhan kejiwaan; (3) Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan; serta (4) Melindungi penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya kebakaran, seperti fondasi rumah yang kokoh, tangga yang tidak curam, bahaya kebakaran karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan dari ancaman kecelakaan lalu lintas (Sanropie, 1992; Azwar, 1996).
Dewasa ini ketersediaan peta menjadi sesuatu hal yang tak dapat ditinggalkan, terlebih-lebih untuk pembangunan fisik. Sebagaimana kemajuan dibidang teknologi yang begitu pesat, wahana atau teknik pemetaan pun sudah sedemikian berkembang ,baik dalam hal teknik pengumpulan datanya maupun proses pengolahannya dan penyajiannya baik secara spasial maupun sistem informasi kebumian lainnya. Permasalahan tersebut termasuk wilayah kerja atau disiplin ilmu geodesi geomatika. Menurut definisi klasik yang dikemukakan oleh F.C.Helmert (1880), geodesi ialah ilmu tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi. Dengan definisi ini geodesi dapat dimasukkan baik kedalam ilmu kebumian maupun ilmu kerekayasaan. Bidang-bidang yang setara dengan geodesi ini disebut selenodesi dan geodesi planet (Kaula 1975, Anderson 1975). Geodesi dapat dibagi kedalam bidang-bidang geodesi global, survey geodesi, dan ukur tanah.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud Pekerjaan pengukuran dan pemetaan situasi di kawasan perumahan ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui keadaan sebenarnya suatu lahan perumahan agar dapat tervisualisasikan dengan jelas dan dapat dilakukan perencanaan kedepannya.Pengukuran ini juga untuk menyiapkan petunjuk teknis bagi konsultan perencana yang memuat data masukan, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pengembangan perumahan.
Adapun tujuannya adalah sebagai referensi bagi pelaksana (kontraktor) di lapangan dalam melaksanakan pembangunan saluran dalam rangka pemenuhan kebutuhan penerangan masyarakat sehingga dapat dicapai hasil yang maksimal, tepat dan akurat.
1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara umum ruang lingkup pekerjaan pengukuran dan pemetaan situasi di kawasan perumahan antara lain meliputi:
1. Persiapan
2. Pembuatan dan Pemasangan Benchmark
3. Pembuatan dan Pemasangan Patok Kayu
4. Pengukuran Poligon
5. Pengukuran Waterpass
6. Pengukuran Cross Section
7. Penggambaran Situasi
8. Pembuatan Laporan
Sebelum melakukan pengukuran terlebih dahulu dilakukan beberapa tahapan studi antara lain:
1. Tahap Feasibility Study (Studi Kelayakan)
2. Tahap Preliminary Design (Perencanaan Pendahuluan)
3. Tahap Detail Engineering Design (Perencanaan Detail)
1.4 Lokasi Praktikum
Pekerjaan pembuatan peta situasi skala 1:1000 di kawasan perumahan dilaksanakan di kabupaten Minahasa Utara provinsi sulawesi utara. Kantor pengolahan data dan peta PT. AldiKarya berada di yogyakarta, maka diperlukan tranportasi untuk menuju tempat tujuan.
BAB 2
METODE PELAKSANAAN
2.1 Persiapan
2.1.1. Persiapan Administrasi
Pada tahap ini dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya meliput : surat-surat, dokumen-dokumen, formulir-formulir, buku-buku ukur dan lain sebagainya. Dalam hal ini termasuk pula pemberitahuan/laporan tertulis kepada RBO tentang :
a. Rencana Kerja (Jadwal Pelaksanaan, Bobot, Prestasi) untuk keperluan penyusunan progress.
b. Saat dimulainya pekerjaan, yaitu pada tanggal 24 Juli 2010
c. Penugasan personalia dan peralatan yang akan digunakan.
d. Hal-hal lain yang menyangkut Administrasi Proyek, seperti kelengkapan pembuatan Dokumen Kontrak dan lain sebagainya.
2.1.2. Persiapan Teknis
Persiapan Teknik meliputi hal-hal yang menyangkut persiapan teknis pelaksanaan dan operasionalnya, antara lain :
a. Penyiapan data, laporan-laporan, peta kerja berupa peta topografi, termasuk data titik ikat yang dipergunakan dalam pengukuran kerangka kontrol horizontal maupun vertikal.
b. Penyiapan alat ukur serta peralatan bantu lainnya yang sesuai dengan keperluan pekerjaan, termasuk kalibrasi alat ukur yang akan dipakai.
c. Penjelasan kepada setiap Juru Ukur, Juru Hitung dan seluruh personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan teknis.
d. Penyiapan Buku Tamu, Buku Kerja Harian, Formulir Kendali dan lain-lain.
e. Penyiapan Alat Tulis Kantor (ATK).
f. Pembuatan Inception Report (laporan pendahuluan) untuk Rencana Operasi Kerja guna disanpaikan kepada Pemberi Tugas.
2.1.3. Mobilisasi, Demobilisasi, Akomodasi dan Transportasi
Termasuk dalam hal ini adalah :
a. Mobilisasi–Demobilisasi personil dan peralatan.
b. Penyediaan kendaraan lapangan.
c. Penyiapan base camp lapangan termasuk akomodasinya.
2.1.4. Survey Pendahuluan
Yang dimaksud Survey Pendahuluan dalam hal ini adalah kegiatan untuk mengenal lapangan yang menyangkut :
a. Areal pengukuran beserta batas-batasnya.
b. Lokasi dan jenis pengukuran yang akan dilaksanakan.
c. Penentuan jalur pengukuran dan rencana penempatan patok stationing (STA), Benchmark (BM) atau titik tetap lainnya yang dipandang perlu dilapangan.
d. Rencana pengikatan titik kontrol dari titik ikat yang tersedia dan disetujui Direksi Pekerjaan.
2.1.5. Persiapan personil
Tujuan dari persiapan personil ini adalah untuk menentukan jumlah personil yang akan dipekerjakan di dalam suatu proyek pekerjaan survei dan pemetaan ini, serta untuk menentukan pembagian tugas dari masing-masing personil. Dalam suatu proyek pekerjaan survei saluran dari mulai proses awal sampai akhir personil-personil yang digunakan adalah :
1. Kepala Surveyor
Seorang kepala surveyor dalam suatu proyek survei dan pemetaan dituntut harus bisa merencanakan dan mengkoordinir pekerjaan proyek secara keseluruhan dari awal hingga akhir pekerjaan.
2. Surveyor
Seorang surveyor dalam suatu proyek survei dan pemetaan harus bisa mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lapangan serta bertugas menyelesaikan hitungan-hitungan dari hasil data pengukuran lapangan termasuk transfomasi hasil hitungan lapangan ke bidang proyeksi.
Khusus untuk pengukuran GPS, koordinator lapangan biasanya dipegang langsung oleh kepala surveyor hal ini dikarenakan untuk mengatur pergerakan reiciever GPS di lapangan dan agar mendapat hasil pengamatan yang bagus.
3. Juru Ukur
Seorang juru ukur bertugas melakukan pengukuran-pengukuran di lapangan, dalam hal ini pengukuran poligon horisontal dan pengukuran situasi dengan alat menggunakan alat theodolite, pengukuran beda tinggi menggunakan alat waterpass
4. Juru Gambar
Seorang juru gambar bertugas metransformasikan data hasil perhitungan (poligon, situasi, detail, dll) menjadi bentuk grafis yang biasanya berbentuk peta hardcopy.
5. Personil Tambahan
Disamping personil-peresonil di atas, diperlukan personil tambahan seperti personil yang mengurusi masalah administrasi, perijinan dan akomodasi untuk tim yang akan berangkat ke lapangan, sopir, dan lain-lain.
2.1.6. Pengenalan dan Persiapan Peralatan
Dalam melaksanakan penyiapan pekerjaan pengukuran tensmisi PLN ini dari tahap servei pendahuluan sampai pada tahap pemetaan situasi akhir, digunakan peralatan-peralatan survei dan pemetaan. Berikut ini adalah peralatan yang digunakan berserta kegunaannya :
a. Gps Geodetik Leica GPS1200
Leica System 1200 GPS receivers memiliki fleksibilitas, power dan performa untuk Aplikasi pengukuran. Dibuat berdasarkan MIL Spesifikasi Yang Tinggi pagar, Mampu berkerja di suhu Extrim, Cuaca Buruk yng pagar dan kondisi Lingkungan Yang regular tidak bersahabat. Artikel Baru Teknologi didukung Leica GNSS, GPS 1200 merupakan Receiver Terbaik untuk kebutuhan memenuhi Saat pengukuran. GPS 1200 merupakan Sistem Dari tipe leica 1200, Yang memiliki kemampuan TPS1200 Integrasi Artikel Baru. Kami menyebutnya X-fungsi. Dibangun dengan spesifikasi MIL paling sulit, mereka menahan suhu ekstrim, cuaca terburuk dan kondisi situs terburuk. GPS1200 sebagai anggota dari System 1200, bersama dengan TPS1200, mengintegrasikan X-fungsi berikut fitur:
1.Seragamkonsep operasi
2. Identik pengelolaan data
3. Standarisasi aksesoris
4. program aplikasi Powerfull
5. Office Perangkat Lunak Umum LEICA Geo Office
Fitur berikut ini disediakan untuk memastikan GPS1200 menyediakan semua fleksibilitas, power dan kinerja yang dibutuhkan untuk setiap jenis aplikasi GNSS:
1. SmartTrack ™ + GNSS teknologi / SmartTrack ™ teknologi GPS
2. SmartCheck 30km RTK
3.sangat halus
4.User programmable
5. Light, modular peralatan
6. GNSS Referensi stasiun
7. ASCII input
Sekarang dengan, baru ultra-tepat GNSS mesin pengukuran, baru, cepat, diri memeriksa algoritma RTK, dan antarmuka yang komprehensif, pengguna cukup jelas. Leica System 1200 penerima menyediakan semua fleksibilitas, power dan kinerja yang dibutuhkan untuk setiap jenis aplikasi GNSS.
1.Seragamkonsep operasi
2. Identik pengelolaan data
3. Standarisasi aksesoris
4. program aplikasi Powerfull
5. Office Perangkat Lunak Umum LEICA Geo Office
Fitur berikut ini disediakan untuk memastikan GPS1200 menyediakan semua fleksibilitas, power dan kinerja yang dibutuhkan untuk setiap jenis aplikasi GNSS:
1. SmartTrack ™ + GNSS teknologi / SmartTrack ™ teknologi GPS
2. SmartCheck 30km RTK
3.sangat halus
4.User programmable
5. Light, modular peralatan
6. GNSS Referensi stasiun
7. ASCII input
Sekarang dengan, baru ultra-tepat GNSS mesin pengukuran, baru, cepat, diri memeriksa algoritma RTK, dan antarmuka yang komprehensif, pengguna cukup jelas. Leica System 1200 penerima menyediakan semua fleksibilitas, power dan kinerja yang dibutuhkan untuk setiap jenis aplikasi GNSS.
b. Total Station TOPCON GTS 235
Total Station TOPCON GTS 235 adalah merupakan alat ukur sistem optis untuk keperluan sudut mendatar dan sudut tegak dengan penyimpanan digital. Alat ini dapat digunakan untuk keperluan seperti pengukuran triangulasi, pelaksanaan lapangan, survei deformasi, pengukuran tachymetry, dan lain-lain. Satu set alat ini terdiri dari :
1. Badan teropong yang terdiri atas teropong (target dan bacaan sudut), nivo (kotak dan tabung), plat sentring sekrup-sekrup pengatur dan aksesoris lainnya.
2. Statip
3. Prisma
Karakteristik alat ukur ini adalah:
1. Perbesaran teropong mencapai 30 kali
2. dilengkapi mikrometer untuk pembacaan teliti (pembacaan mencapai ketelitian 0,5x1”)
3. Standar deviasi ukuran sudut sebesar 0,8”
c. Waterpass Leica Sprinter 100
Waterpass adalah merupakan alat ukur sistem optis untuk keperluan pengukuran beda tinggi antara dua titik di permukaan bumi. Waterpasss LEICA SPRINTER 100ini termasuk jenis waterpass teliti dan otomatik karena pengukuran beda tinggi dapat dilakukan setelah nivo alhidade dalam posisi mendatar. Satu set alat ini terdiri dari :
1. Badan teropong yang terdiri dari teropong target, nivo alhidade, plat sentring, sekrup-sekrup pengatur dan aksesoris lainnya
2. statip
3. Rambu ukur
Karakteristik alat ukur ini adalah:
1. Perbesaran teropong mencapai 32 kali
2. Standar deviasi untuk pengukuran pergi pulang dengan jarak 1km sebesar kurang lebih 0,7 milimeter
3. Dilengkapi skala lingkaran horisontal dengan skala terkecil sebesar 1 menit
4. Untuk keperluan pengukuran beda tinggi teliti, alat ini dilengkapi piringan mikrometer paralel GPM 3 sehingga ketelitian (standar deviasi) pengukuran pulang pergi dengan jarak 1 km sebesar kurang lebih 0,3 milimeter.
2.1.3. Tata waktu survei dan pemetaan
Untuk melaksanakan suatu perencanaan di dalam bidang survei dan pemetaan maka harus dibuat tata waktu dari perencanaan tersebut terlebih dahulu, agar proyek tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.
2.2 Pembuatan dan Pemasangan Bencmark
a. Sebagai langkah awal sebelum pengukuran dimulai, terlebih dahulu harus dipasang Bencmark (BM).
b. Bencmark (BM) dibuat dari beton bertulang dengan ukuran 20cm x 20cm x 100cm dengan bentuk maupun ukuran sesuai ketentuan. Patok BM dibuat dari beton yang terdiri dari semen, pasir dan batu splits/kerikil dengan campuran 1 : 2 : 3.
c. Pada permukaan Bencmark (BM) ditulis kode/notasi secara jelas dan teratur menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.
d. Pemasangan Bencmark (BM) ditempatkan dengan interval dan lokasi tertentu di daerah yang datar, aman dalam periode tertentu, mudah dicari kembali, serta dipasang cukup kuat dan rapi di sepanjang rute pengukuran.
e. Setelah dipasang patok Bencmark (BM) di foto dan dibuatkan deskripsi Bencmark dengan informasi sebagai berikut:
- Nomor Urut BM
- Koordinat BM (X, Y).
- Elevasi BM (X, Y).
- Skets Lokasi BM.
- Keterangan cara pencarian BM.
- Tanggal Pemasangan.
- Informasi lain sesuai dengan kebutuhan.
f. Dilaksanakan pula pengkatan terhadap titik ikat/titik tetap yang telah ada atau yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
g. Semua koordinat dan elevasi titik-titik hasil pengukuran akan didasarkan pada koordinat dan elevasi titik ikat tersebut.
h. Ketentuan-ketentuan lain dilaksanakan dilaksanakan menurut TOR maupun petunjuk Direksi Pekerjaan.
2.3 Pembuatan dan Pemasangan Patok Kayu (Stationing)
a. Sebelum pengukuran dimulai terlebih dahulu harus dipasang patok stationing (STA) yang berfungsi sebagai titik bantu dalam pekerjaan pengukuran topografi.
b. Lokasi pemasangan patok stationing tersebut pada rute pengukuran poligon dan waterpass sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat cukup kuat dan aman kedudukannya selama pekerjaan berlangsung sampai dengan penyerahan hasil akhir.
c. Setelah patok stationing terpasang selanjutnya dibuat sketsa lokasi patok secara rapi, sistematis dan mudah dibaca.
d. Disekitar patok stationing tersebut setelah dipasang kemudian diberi notasi/nomor dengan cat, dengan titik stationing awal diberi notasi STA 0+000. Hal ini diperlukan untuk memudahkan pada waktu pekerjaan berlangsung dan untuk pengecekan.
e. Ketentuan-ketentuan lain dilaksanakan dilaksanakan menurut TOR maupun petunjuk Direksi Pekerjaan.
2.4 Pengukuran Poligon
Pengukuran poligon dilakukan di sepanjang jalan yang diukur dengan mengukur semua patok-patok yang dipasang di lapangan baik patok BM maupun patok Stationing.
Pengukuran poligon dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Titik awal pengukuran poligon dimulai dari Sta 0 + 000
b. Penentuan azimuth awal diukur dari titik kontrol yang sudah ada.
c. Apabila azimuth awal belum ada, maka ditentukan dengan pengamatan azimuth matahari.
d. Untuk mengontrol ukuran sudut, maka pada setiap 2,5 km atau 5 km dilakukan pengamatan azimuth matahari.
e. Pengukuran sudut dilakukan dalam posisi biasa dan luar biasa, kemudian hasil ukuran dirata-ratakan.
f. Pengukuran jarak dilakukan dengan meteran ataupun dengan Total Station (TS).
2.5 Pengukuran Waterpass
Pengukuran waterpass dilakukan sepanjang jalan dan melalui patok-patok detil yang telah dipasang.
Metode pengukuran waterpass dilakukan sebagai berikut:
a. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur Waterpass.
b. Alat ukur waterpass sebelum digunakan sebaiknya di kalibrasi terlebih dahulu sehingga hasil ukuran dapat memenuhi syarat.
c. Pengukuran dilakukan dengan double stand dan pergi – pulang.
d. Beda tinggi antara hasi ukuran peri dan pulang harus selalu dikontrol, apabila tidak memenuhi toleransi harus dilakukan pengukuran ulang.
2.6 Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran melintang dilakukan di semua patok stationing yang sudah terpasang. Lebar jalan yang diukur minimal harus mencukupi daerah perkerasan (aspal), bahu jalan ditambah bagian tepi dengan koridor kurang lebih 25 m dari bagian kiri dan kanan jalan. Khusus pada daerah lengkungan horisontal, lebar pengukuran penampang melintang perlu ditambah ke bagian dalam maupun bagian luar lengkungan.
2.7 Pengukuran Penampang Memanjang
Metode pengukuran untuk penampang memanjang sama dengan pengukuran poligon terbuka yaitu pengukuran dilakukan di sepanjang jalan yang telah dipasang patok BM maupun patok Stationing.
2.8 Pengukuran Situasi Rute Jalur Transmisi
a. Pekerjaan dimaksudkan untuk mendapatkan gambar situasi rute jalur transmisi yang lengkap, benar, teliti dan jelas dari keseluruhan daerah yang akan dipetakan, sehingga akan diperoleh gambaran lapangan yang mendekati keadaan sebenarnya.
b. Alat ukur yang digunakan pada pengukuran situasi yaitu Total station.
c. Pada pengukuran situasi menggunakan metode pengukuran cara tachimetri.
2.9 Penggambaran Situasi
Penggambaran kawasan perumahan digambar menggunakan skala 1:1000. Peta situasi digambar dengan AutoCAD dan hasilnya berupa draft peta situasi yang dilengkapi dengan garis kontur. Kemudian tahap selanjutnya diprint diatas kertas kalkir dengan menggunakan standard yang telah ditentukan.
2.10 Pembuatan Laporan
Jenis laporan yang harus diseserahkan oleh Konsultan Perencana pada Pihak Pemberi Tugas, meliputi :
a. Laporan Pendahuluan
Merupakan laporan yang disiapkan dan disusun oleh Konsultan Perencana sebelum pekerjaan lapangan dilaksanakan serta disampaikan kepada Pihak Pemberi Tugas paling lambat 1 (satu) minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan. Laporan Pendahuluan yang harus diserahkan sebanyak 5 (lima) eksemplar, yang terdiri dari 1 (satu) exemplar asli dan 4 (empat) exemplar salinan/copy.
b. Laporan Bulanan
Merupakan laporan yang disiapkan dan disusun oleh Konsultan setiap bulannya.
c. Laporan Akhir
Merupakan laporan utama yang berisikan rangkuman pengukuran lapangan, perhitungan dan analisis data, serta dipresentasikan telebih dahulu kepada Pihak Pemberi Tugas. Laporan Akhir yang harus diserahkan sebanyak 5 (lima) eksemplar, yang terdiri dari 1 (satu) exemplar asli dan 4 (empat) eksemplar salinan/copy.
d. Dokumen Lelang
Merupakan dokumen yang akan dipergunakan oleh Pihak Pemberi Tugas untuk keperluan lelang pekerjaan konstruksi, antara lain : Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Spesifikasi Khusus.
BAB 3
ANALISIS PEKERJAAN
3. 1. Analisis Pekerjaan Persiapan
Analisis pekerjaan persiapan meliputi lokasi kantor konsultan, lokasi pekerjaan, kalibrasi alat ukur, dan mobilisasi sampai di lokasi pekerjaan.
1. Kantor Konsultan : Yogyakart
2. Lokasi Pekerjaan : Kab. Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
3. Kalibrasi Alat Ukur : Dikalibrasi oleh ditributor alat ukur di Jakarta
4. Mobilisasi : Berangkat dari bandara Adisutjipto,Yogyakarta menuju Bandara Samratulangi Manado menggunakan Garuda Indonesia Airlines. Dari Pekanbaru-Pasir Pangarayan menggunakan mobil 4 WD pertimbangan kondisi medan.
3. 2. Analisis Pekerjaan Pembuatan dan Pemasangan Benchmark
Analisis pekerjaan pembuatan dan pemasangan benchmark meliputi volume pekerjaan, kapasitas pekerjaan per hari, waktu yang diperlukan, kapasitas personil dan peralatan yang di perlukan.
1. Volume pekerjaan : 1275 ha
2. Kapasitas yang diperlukan : 4 BM/ har i(Bm dipasang setiap 1 KM)
3. Waktu yang diperlukan : 5 hari
4. Personil terdiri dari :
a. Surveyor : 1 orang
b. Asisten surveyor : 1 orang
c. Tenaga lokal : 1 orang
5. Alat yang digunakan : GPS Geodetik
Berikut ini analisa pembuatan BM :
1. Volume pekerjaan : 1275 ha
2. Kapasitas yang diperlukan : 20 BM / hari
3. Waktu yang diperlukan : 1 hari
4. Personil terdiri dari :
a. Surveyor : 1 orang
b. Asisten surveyor : 3 orang
c. Tenaga lokal : 6 orang
5. Alat yang digunakan :
a. Semen : 4 sack
b. Pasir : 8 sack
c. Air : 8 liter
3. 3. Analisis Pekerjaan Pemasangan Patok Kayu
Analisis pekerjaan pemasangan patok meliputi volume pekerjaan, kapasitas pekerjaan per hari, waktu yang diperlukan, kapasitas personil dan peralatan yang di perlukan.
1. Volume pekerjaan : 1275 ha
2. Kapasitas yang diperlukan : 72 patok / hari (patok ada tiap 50m)
3. Waktu yang diperlukan : 4 hari
4. Personil terdiri dari :
a. Surveyor : 2 orang
b. Asisten surveyor : 5 orang
c. Tenaga lokal : 5 orang
5. Alat yang digunakan :
a. Pita ukur : 6 buah
b. Patok : 288 buah
3. 4. Analisis Pekerjaan Pengukuran Poligon
Analisis pekerjaan pengukuran poligon meliputi volume pekerjaan, kapasitas pekerjaan per hari, waktu yang diperlukan, kapasitas personil dan peralatan yang di perlukan.
1. Volume Pekerjaan : 1275 ha
2. Kapasitas Pekerjaan : 3.5 Km/hari/tim
3. Waktu yang diperlukan : 5 hari
4. Personil terdiri dari :
a. Surveyor : 1 orang
b. Asisten Surveyor : 1 orang
c. Tenaga Lokal : 3 orang
5. Alat yang Diperlukan : Total Station TOPCON GTS 235
3. 5. Analisis Pekerjaan Pengukuran Waperpass
Analisis pekerjaan pengukuran waperpass meliputi volume pekerjaan, kapasitas pekerjaan per hari, waktu yang diperlukan, kapasitas personil dan peralatan yang di perlukan.
1. Volume Pekerjaan : 1275 ha
2. Kapasitas Pekerjaan : 1 Km/hari/2 tim
3. Waktu yang diperlukan : 10 hari
4. Personil terdiri dari :
a. Surveyor : 2 orang
b. Asisten Surveyor : 2 orang
c. Tenaga Lokal : 4 orang
5. Alat yang Diperlukan : 2 setWaperpass, Rambu Ukur, dan Pita Ukur
3. 6. Analisis Pekerjaan Pengukuran Cross Section
Analisis pekerjaan pengukuran cross section meliputi volume pekerjaan, kapasitas pekerjaan per hari, waktu yang diperlukan, kapasitas personil dan peralatan yang di perlukan.
1. Volume Pekerjaan : 156 cross
2. Kapasitas Pekerjaan : 20 cross/hari/3 tim
3. Waktu yang diperlukan : 55 hari
4. Personil terdiri dari :
a. Surveyor : 3 orang
b. Asisten Surveyor : 6 orang
c. Tenaga Lokal : 6 orang
5. Alat yang Diperlukan : 3 set total station
3. 7. Pengumpulan data di basecamp Minahasa Utara
Pengumpulan data dari pengukuran situasi di kawasan perumahan ke basecamp manado adalah untuk merapikan data yang akan dikirim ke basecamp utama di yogyakarta, dalam proses pengecekan ini diperlukan ketelitian, jika ada data yang salah maka akan dilakukan pengukuran ulang Berikut ini analisa pengumpulan data di basecamp manado :
1. Volume pekerjaan : 1275 ha
2. Kapasitas yang diperlukan : 500 ha/hari
3. Waktu yang diperlukan : 3 hari
4. Personil terdiri dari :
a. Surveyor : 1 orang
b. Asisten surveyor : 3 orang
5. Alat yang digunakan :
a. Komputer : 1 set
3. 8. Pengumpulan dan pengolahan data di basecamp Yogyakarta
Pengumpulan data dari basecamp manado bertujuan untuk mengolah data yang ada menjadi peta skala 1:1000, jika data masih salah maka akan dilakukan pengukuran ulang di manado. Berikut ini analisa pembuatan pengumpulan dan pengolahan data :
1. Volume pekerjaan : 1275 ha
2. Kapasitas yang diperlukan : 17 ha/hari
3. Waktu yang diperlukan : 15 hari
4. Personil terdiri dari :
a. Surveyor : 3 orang
b. Asisten surveyor : 5 orang
5. Alat yang digunakan :
a. Komputer : 5 set
3. 9. Penggambaran di basecamp Yogyakarta
Penggambaran merupakan tahap akhir dari proses pemetaan sebelum ke pencetakan, penggambaran ini harus memenuhi kaidah kartografis, maka diperlukan ahli kartografi untuk menggambar peta skala 1:1000. Berikut ini merupakan analisa dari penggambaran peta situasi :
1. Volume pekerjaan : 1275 ha
2. Kapasitas yang diperlukan : 17 ha/hari
3. Waktu yang diperlukan : 15 hari
4. Personil terdiri dari :
a. Ahli autocad : 3 orang
5. Alat yang digunakan :
a. Komputer : 5 set
3. 10. Analisis Pekerjaan Pembuatan Laporan
Analisis pekerjaan pembuatan laporan bulanan dan laporan awal/akhir meliputi kapasitas personil dan peralatan yang di perlukan.
1. Personil terdiri dari :
Tenaga Adm. Kantor : 1 orang
2. Alat yang Diperlukan : Komputer (PC) dan Printer
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA
4. 1. Pekerjaan Persiapan
No. | Uraian Pekerjaan | Satuan | Jumlah | Harga Satuan (Rp) | Jumlah Total (Rp) |
1. | Pembelian peta digital | CD | 4 | 500.000 | 2.000.000 |
2. | Pembelian alat tulis | LS | 1 | 250.000 | 250.000 |
3 | Formulir ukur | Rim | 4 | 50.000 | 200.000 |
4 | Kertas HVS A4 70 gr | Rim | 2 | 30.000 | 60.000 |
5 | Mobilisasi & demobilisasi kantor-Adisutjipto Airport (P-P) | Orang | 9 | 300.000 | 2.700.000 |
6 | Tiket Pesawat Garuda Indonesia Airways Yogyakarta-Manado (P-P) | Orang | 9 x 2 = 18 | 3.000.000 | 64.000.000 |
7 | Sewa mobil Manado-Minahasa Utara (P-P) | Mobil | 2 x 2 = 4 | 1000.000 | 4.000.000 |
8 | Transport lokal | Tim/hari | 3/90 | 50.000 | 45.000.000 |
9 | Base Camp di lokasi | Tim/bln | 3/3 | 500.000 | 6.000.000 |
| | | | Sub Total 4.1. | 124.210.000 |
Langganan:
Postingan (Atom)